Menstruasi atau haid adalah proses normal peluruhan dinding endometrium yang tidak dibuahi. Biasanya wanita mengalami menstruasi sebulan sekali, namun ada juga yang mengalami perpanjangan siklus hingga lebih dari 35 hari. Pada saat mens wanita sering mengalami nyeri ringan, namun selagi tidak mengganggu aktivitas itu masih dianggap normal.
Tapi ada kondisi dimana seorang wanita mengalami nyeri hebat pada saat mens, hingga mengganggu aktivitasnya. Bahkan ada yang sampai pingsan dikarenakan nyeri mens atau dalam bahasa medis biasa disebut dismenorhoe.
Bagi anda yang mengalami nyeri hebat pada saat mens, sebaiknya berkonsultasi ke dokter karena bisa jadi ini gejala awal endometriosis.
Apa itu endometriosis ??
Endometriosis adalah kondisi dimana jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh justru di luar rahim. Jaringan yang disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, saluran telur, vagina atau di rektum.
Sebelum menstruasi biasanya dinding endometrium akan melewati beberapa fase hingga akhirnya menebal, dan menjadi cikal bakal tempat tumbuhnya sel telur yang dibuahi . Namun, pada wanita yang tidak mengalami kehamilan endometrium yang tebal itu akan luruh dan keluar dari rahim menjadi darah menstruasi.
Pada kasus endometriosis jaringan yang berada diluar rahim tidak mengalami proses peluruhan layaknya yang terjadi pada dinding rahim. Oleh sebab itu menyebabkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan infertilitas pada wanita.

Endometriosis terbagi menjadi empat tingkatan, yang tergantung kepada lokasi, jumlah, ukuran, dan kedalaman lapisan endometrium. Berikut ini adalah empat tingkatan endometriosis dan ciri-cirinya:
- Endometriosis minimal. Muncul jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur. Peradangan juga dapat terjadi di sekitar rongga panggul.
- Endometriosis ringan. Terdapat jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur dan dinding panggul.
- Endometriosis menengah. Terdapat beberapa jaringan endometrium yang cukup dalam di indung telur.
- Endometriosis berat. Terdapat jaringan endometrium yang dalam di indung telur, dinding panggul, saluran indung telur, dan usus.
Penyebab dan Gejala Endometriosis
Endometriosis diduga terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, atau aliran darah menstruasi yang berbalik arah.Kondisi ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
- Nyeri di perut bagian bawah dan panggul.
- Volume darah yang berlebihan saat menstruasi.
- Sakit saat buang air besar atau buang air kecil.
Pengobatan Endometriosis
Pemilihan metode pengobatan tergantung tingkat keparahan dan apakah penderita masih ingin memiliki anak. Pengobatan endometriosis meliputi:
- Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
- Terapi hormon untuk menghentikan produksi hormon estrogen.
- Prosedur operasi, laparatomi maupun laparaskopi.
Pemberian anti inflamasi nonsteroid
Pemberian obat antiinflamasi biasanya hanya untuk jangka pendek, menghilangkan nyeri pada penderita seperti diclofenac dan ibuprofen.
Terapi Hormon
Pemberian obat – obat hormonal ditujukan untuk menekan hormon estrogen dalam tubuh agar endometriosisnya pun dapat ditekan.
Berikut adalah berbagai jenis terapi hormon yang bisa Anda lakukan:
- Kontrasepsi hormonal: pil, implan, dan cincin KB dapat membantu mengendalikan hormon yang menyebabkan penumpukan jaringan endometrium. Selama menggunakan kontrasepsi hormonal, durasi menstruasi menjadi lebih pendek dan volume darah yang keluar lebih sedikit. Efeknya, nyeri saat haid pun berkurang.
- Terapi progestin: serupa dengan kontrasepsi hormonal, bedanya terapi ini hanya mengandung progestin. Beberapa jenisnya bisa berupa pil, suntikan, dan IUD.
- Analog hormon pelepas gonadotropin: pengobatan endometriosis dengan terapi hormon jenis ini disarankan jika obat pereda nyeri dan kontrasepsi tidak bekerja. Analog hormon pelepas gonadotropin akan menghambat ovarium dalam memproduksi estrogen. Hasilnya, jaringan endometrium akan menyusut. Namun, pengobatan ini akan berdampak pada menopause sementara sehingga tidak disarankan bagi Anda yang sedang merencanakan program kehamilan. Salah satu jenis suntikan yang kita kenal adalah injeksi tapros dan endrolin.
- Danazol: danazol berfungsi untuk menghentikan pelepasan hormon yang menyebabkan menstruasi. Obat ini juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Sayangnya, danazol tidak disarankan pada ibu hamil karena dapat menimbulkan efek yang berbahaya untuk janin.
Prosedur operasi
Langkah terakhir yang dapat dilakukan untuk mengatasi endometriosis adalah operasi. Bisa dilakukan laparatomi atau laparaskopi yaitu melakukan sayatan pada jaringan endometriosisnya. Namun pada kasus endometriosis yang berat , sering juga harus dilakukan histerektomi, terutama jika pasiennya sudah tidak menginginkan untuk punya anak.